Home/ Contoh Contoh Proposal Pengadaan Alat Musik Di Gereja File. Minggu, 05 Desember 2021. Contoh Contoh Proposal Pengadaan Alat Musik Di Gereja File. Contoh Contoh Proposal Pengadaan Alat Musik Di Gereja File - Berikut ini, ExaudiDomine adalah kelompok paduan suara yang didirikan pada tahun 2002. Kata Exaudi Domine berasal dari bahasa latin yang artinya adalah Tuhan dengarlah seruan “merdu” kami. Pada mulanya Exaudi Domine menempatkan diri sebagai suatu kelompok paduan suara yang fokus pada komposisi lagu-lagu klasik gerejawi sebagai ciri utamanya. Gerejagereja Kristen baru telah dibangun di banyak daerah Kabyle. Sejauh ini, mereka masih mampu menolak pengaruh satu denominasi dan kepemimpinan orang asing. Banyak orang mendengarkan Injil lewat radio Kristen dan program-program televisi, sementara lebih dari 274 orang melakukan kontak dengan pekerja Kristen tiap bulannya. PROPOSALKEGIATAN I. Nama Kegiatan DIES NATALIS KE-58 UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA II. Tema Kegiatan REKONTEKSTUALISASI KEBANGKITAN NASIONAL Memaknai Kembali Kebangkitan Nasional dalam Menjawab Tantangan Globalisasi Universitas Gadjah Mada dalam Kesinambungan Kebangkitan Nasional. Pendidikan dalam Perspektif Kebangkitan Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. GEREJA PANTEKOSTA DI INDONESIA GPdI JEMAAT IMANUEL KOTA ALLAH Komplek Gereja Bersama Citra Raya Jl. Citra Raya Timur Blok L Hall 2, Kelurahan Panongan, Tangerang Banten, 15710 Tangerang, 8 April 2012 No. Surat 001/SP/04/12 Perihal Proposal Pembelian Gedung Rumah Ibadah dan Perangkat Sound-system Kepada Yth, Bapak/Ibu/Sdr/I Para Dermawan Di tempat. Salam sejahtera dalam kasih Kristus, Pertama-tama dalam kesempatan yang baik ini, kami atas nama Gembala Sidang dan Pembela Sidang serta Jemaat GPdI Imanuel Kota Allah mengucapkan terima kasih kepada Saudara terkasih yang telah meluangkan waktu untuk membaca surat ini. Melalui surat ini, kami bermaksud untuk memberitahukan kepada Saudara terkasih mengenai rencana kegiatan pembelian gedung dan sound-system sebagaimana telah uraikan secara lengkap dalam proposal terlampir. Sampai dengan surat dan proposal ini disusun, usaha penggalangan dana yang telah kami lakukan baru sebatas persembahan ekstra kolekte. Hal ini dikarenakan pada waktu yang lalu usaha kami masih terfokus kepada pembelian pendingin udara AC, alat musik berupa keyboard, genset, penambahan daya listrik dan sarana penunjang lainnya, dimana Puji Tuhan, apa yang kami butuhkan telah dicukupkan tepat pada waktunya. Kami yakin bahwa semua itu adalah berkat pertolongan dari Tuhan kita Yesus Kristus yang ajaib, melalui Jemaat dan para Donatur sehingga kami dapat beribadah dengan sarana dan prasarana yang lebih baik sehingga nama Tuhan semakin dimasyurkan. Saat ini, kami dari panitia, pengurus, pelayan dan jemaat juga memulai kembali komitmen bersama kami untuk membantu merealisasikan maksud dan tujuan diatas dalam bentuk janji iman dan penggalangan hasil usaha. Namun kami juga menyadari bahwa ada banyak keterbatasan dalam hal pendanaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami membuka kembali kesempatan bagi setiap anak Tuhan yang terpanggil untuk pekerjaan Tuhan di tempat kami agar dapat berpartisipasi supaya maksud kami tersebut diatas dapat terwujud demi Kemuliaan Nama Tuhan Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja Demikianlah permohonan kami ini, atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih. Kiranya Tuhan Yesus Kristus memberkati keluarga maupun usaha pekerjaan serta pelayanan Bapak/Ibu/Saudara dengan berkelimpahan. Teriring salam dan hormat kami, Panitia Pelaksana Pembelian Gedung dan Sound-system Sahat Manalu Dhaniel Hutagalung Martin Sanjaya Ketua Sekretaris Bendahara Diketahui oleh, Pdt. Manuel Utje Dengah Sihar HP Silalahi Gembala Sidang Penasihat PROPOSAL PEMBELIAN GEDUNG RUMAH IBADAH DAN PERANGKAT SOUND-SYSTEM NAMA KEGIATAN 1. Pembelian gedung rumah ibadah yang sudah kami gunakan sejak tahun 2002 sampai dengan saat ini yang berlokasi di Komplek Gereja Bersama Citra Raya Jl. Citra Raya Timur Blok L Hall 2, Cikupa, Tangerang. 2. Pembelian perangkat sound-system untuk meremajakan perangkat yang sudah ada saat ini yang kami peroleh melalui hibah dari para donator dan telah kami gunakan selama lebih kurang sepuluh 10 tahun. LATAR BELAKANG Penggunaan gedung sebagai rumah ibadah dan pelayanan GPdI Imanuel Kota Allah bermula dari pertemuan Pdt. Manuel Utje Dengah Bapak Gembala dengan Bapak Ciputra di daerah Satrio, Jakarta pada tahun 1998. Dalam pertemuan tersebut, Bapak Gembala diminta untuk mendoakan beliau, baik sebagai pribadi maupun untuk kelangsungan usaha dan bisnisnya karena sedang terjadi krisis ekonomi di Indonesia pada waktu itu. Puji Tuhan, dari hasil pertemuan tersebut, Bapak Ciputra sendiri yang menjanjikan dan mempersilahkan Bapak Gembala untuk mempergunakan salah satu gedung yang baru dibangun oleh pihak Citra Raya [yang dikenal sebagai Kompleks Gereja Bersama Citra Raya GBCR] lengkap dengan ijin mendirikan bangunan untuk Gereja. Pembangunan gereja itu sendiri baru terealisasi pada tahun 2002. Sementara itu, sebelum menempati gereja tersebut, ibadah dan pelayanan dilakukan di rumah pastori yang berlokasi di Taman Puspa Blok D1 No. 3, Citra Raya. Hal ini dikarenakan ruko sebelumnya yang disewa sebagai tempat ibadah, termasuk perangkat sound-system, rusak dan hilang akibat kerusuhan tahun 1998. MAKSUD DAN TUJUAN Rencana pembelian gedung sebagai sarana tempat ibadah yang telah kami gunakan selama ini dimaksudkan untuk memperoleh kepastian mengenai status kepemilikan dari manajemen Citra Raya, karena memang selama ini belum pernah ada pembayaran apapun yang kami lakukan kepada pihak Citra Raya karena keterbatasan dana. Setelah mendengarkan masukan dari berbagai pihak, mengenai perlunya status kepemilikan tersebut untuk menghindari konflik dikemudian hari dan juga trend pembayaran yang dilakukan oleh gereja-gereja di lingkungan GBCR atas bangunan yang mereka tempati, maka dibentuklah “Panitia Pelaksana Pembelian Gedung dan Sound-system” untuk melakukan penggalangan atas dana yang diperlukan. Sehingga bilamana dana yang dibutuhkan sudah terkumpul, Bapak Gembala rencananya akan bertemu langsung dengan Bapak Ciputra untuk menindaklanjuti masalah kepemilikan tersebut. MAKSUD DAN TUJUAN lanjutan Sementara, maksud daripada pembelian perangkat sound-system adalah untuk peremajaan perangkat yang ada pada saat ini dengan harapan peningkatan kualitas suara yang tentunya lebih baik dari yang ada pada saat ini, sehingga dapat menunjang kegiatan ibadah kami. Tujuan dari kegiatan diatas adalah sebagai sarana dan prasarana peribadatan dan pelayanan kami di lingkungan Citra Raya dan sekitarnya sehingga semakin banyak jiwa yang dimenangkan dan Nama Tuhan Yesus ditinggikan. Informasi selengkapnya mengenai ibadah, pelayanan dan kegiatan di GPdI Imanuel Kota Allah bisa juga diakses melalui LANDASAN PEMIKIRAN Hingga saat ini, kami tetap mengupayakan daya dan dana kami untuk dapat merealisasi kegiatan diatas, namun sampai dengan proposal ini diterbitkan belum dapat mencukupi kebutuhan dana yang diperlukan untuk mencapai maksud dan tujuan diatas, meskipun demikian, langkah awal telah kami mulai yaitu langkah iman yang besar dengan satu kepercayaan Tuhan akan melakukan perkara yang ajaib dan luar biasa bagi kami. Apa yang tidak mungkin bagi manusia, menjadi mungkin bagi Tuhan bila kita percaya akan kuasa-Nya yang tidak terbatas. Tuhan pasti akan memakai anak-anak Tuhan yang mencintai Tuhan dan pekerjaan-Nya untuk memberikan donasi/persembahan bagi terwujudnya kegiatan tersebut diatas, sebagaimana Tuhan sudah nyatakan kuasanya kepada kami melalui pelaksanaan program-program yang kami jalankan sebelumnya. DASAR KEGIATAN Suatu tekad yang bulat untuk terus melakukan pekerjaan dan pelayanan kepada Tuhan, baik secara fisik maupun rohani, karena kami percaya akan kuasa dan mujizat Allah yang membuat kami berhasil. Kami siap untuk terus melakukan pekerjaan dan pelayanan sebagaimana tertulis “Bukan oleh kuat dan gagah tapi oleh Roh Tuhan” Zakharia 46. ESTIMASI DANA YANG DIBUTUHKAN Berikut estimasi dana yang diperlukan berdasarkan informasi terbaik yang Panitia peroleh saat ini - Pembelian Gedung Rp - Pembelian Perangkat Sound-system Speaker, Mixer, Power, dll Rp Jumlah Rp SUMBER DANA 1. Persembahan “Ekstra Kolekte“ yang dikumpulkan setiap bulan sekali dari Jemaat dengan saldo per tanggal 31 Maret 2012 sejumlah Rp 2. Janji iman pengurus, pelayan dan jemaat GPdI Imanuel Kota Allah 3. Hasil usaha Panitia dan Jemaat 4. Donatur SUSUNAN PANITIA PELAKSANA DAN DEWAN PENASIHAT Nama Sahat Manalu No. Telepon 0813-83258181 Email sahat_delco Posisi Ketua Nama Dhaniel Hutagalung No. Telepon 0899-0899896 Email niel_zai Posisi Sekretaris Nama Martin Sanjaya No. Telepon 0856-9872150 Email martin_sanjaya Posisi Bendahara Dewan Penasihat - Suyanto 0815-10858398 - Sigar HP Silalahi 0813-15914742 ADMINISTRASI Dalam rangka tertib administrasi, bilamana Bapak/Ibu/Saudara/I memberikan donasi/persembahan, mohon kesediaannya untuk mengisi dan menandatangani formulir “Kesediaan Berpartisipasi” dibawah ini atau melalui SMS ke salah satu nomor telepon anggota panitia. Untuk memudahkan penerimaan donasi/persembahan, panitia telah menyiapkan rekening bank sebagai berikut Bank Victoria a/c No. 041-1000-397 a/n Gereja Pantekosta di Indonesia Perum Citra Raya atau Bank CIMB Niaga a/c No. 502-01-17515-11-1 a/n Martin Sanjaya atau Bank Mandiri a/c No. 121-00-0411-974-3 a/n Martin Sanjaya ADMINISTRASI lanjutan atau Bank Central Asia a/c No. 492-0505-975 a/n Sahat Manalu PENUTUP Panitia sangat mengharapkan kesediaan para donatur untuk memberikan bantuan doa dan dana agar kegiatan ini dapat terealisasi sebagaimana yang diharapkan seperti tertulis dalam Galatia 62 “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu. Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”. Hormat kami, Sahat Manalu Dhaniel Hutagalung Martin Sanjaya Ketua Sekretaris Bendahara Diketahui oleh, Pdt. Manuel Utje Dengah Sigar HP Silalahi Gembala Sidang Penasihat No. Telp. Inilah contoh proposal pengadaan sound system di gereja dan hal lain yang berhubungan erat dengan contoh proposal pengadaan sound system di gereja serta aspek K3 secara umum di Indonesia. …Sistem Manajemen QHSE Manual 3. Menetapkan prosedur yang dapat / tidak dapat diintegrasikan. 4. Menetapkan instruksi kerja yang dapat / tidak dapat diintegrasikan. 5. Memilih dan mengarahkan anggota tim penulis……dilaksanakan di tempat di mana pekerja menghabiskan waktu kerjanya serta dilaksanakan pada waktu pagi, siang, dan sore hari. Alat yang digunakan untuk pengukuran intensitas kebisingan adalah Sound Level Meter SLM……and Development Manager, Management Representative MR, Superintendent/Supervisor, serta semua yang terkait dalam pengembangan Health, Safety, Environment HSE di suatu perusahaan. SERTIFIKAT Nah ..disini Peserta yang telah mengikuti pelatihan akan mendapatkan……diimplementasikan dan dengan mudah di laksanakan jika dibuat seperti dan diarahkan secara terarah melalui Road Map OHSAS 18001 What is Road Map OHSAS 18001 Yang di maksud di sini adalah……yang ada di dalamnya. PESERTA Nah..Para Peserta Training di sini antara lain adalah para engineer dan ahli K3 yang termasuk dalam perencanaan dan pengoperasian pabrik .seperti project engineer, safety engineer,…Manajemen risiko merupakan elemen sentral dari manajemen K3 yang diibaratkan sebagai mata uang dengan dua risiko memberikan warna dan arah terhadap penerapan dan pengembangan system manajemen tidak ada……manajemen K3 ditetapkan,dijalankan dan dipelihara sesuai dengan standar OHSAS ini 2. Memastikan bahwa laporan mengenai kinerja system manajemen K3 disampaikan kepada manajemen punjak untuk kajian dan digunakan sebagai dasar untuk…Demikianlah beberapa ulasan artikel tentang contoh proposal pengadaan sound system di gereja yang dapat Anda jadikan referensi untuk mengetahui lebih jauh mengenai contoh proposal pengadaan sound system di K3 lainnya yang bisa Anda pelajari adalah contoh komunikasi vertikal, contoh buku laporan harian satpam, prosedur K3 yang berlaku di industri, tugas 3 membaca teks anekdot dalam puisi, soal pilihan ganda tentang integrasi nasional, kata kata operator excavator, contoh amdal pabrik rokok, contoh soal negosiasi essay, soal dan jawaban integrasi nasional, tujuan amdal sebagai instrumen pengendalian dan sebagainya. Esensi Dari Ibadah Kristiani Banyak orang pergi beribadah ke gereja tanpa menyadari esensi dari ibadah di dalam gereja itu sendiri. Menyembah, memuliakan Tuhan dan mendengarkan pesan Tuhan melalui hambaNya adalah esensi yang utama dari ibadah itu sendiri, disamping merasakan kedekatan dengan Tuhan di dalam rumahNya. Liturgi dalam gereja selalu diawali dengan pujian dan penyembahan, dengan berbagai macam instrumen pengiring, mulai dari organ hingga alat musik tradisional. Setelah pujian dan penyembahan akan di sambung dengan pesan pemimpin gereja atau khotbah, dan diakhiri dengan penutup. Semua ini berlangsung pada satu tempat yaitu mimbar atau untuk agama Katholik disebut dengan altar. Sudah barang tentu sepanjang ibadah berlangsung maka fokus dari seluruh jemaat atau umat mengarah ke satu tempat yaitu ke arah mimbar di mana semua tata cara ibadah berlangsung. Di dalam kitab perjanjian lama banyak dituliskan menganai tata letak dari kemah suci dan bait Allah, dan sudah diatur tempat di mana Imam Besar dapat masuk dan batas di mana umat Israel berada. Yang menarik untuk diperhatikan adalah dalam Daniel 6 10, Daniel berdoa sambil membuka jendela ke arah ke Yerusalem, mengapa Daniel melakukan ini? Ia ingin memfokuskan diri, secara hati, pikiran dan fisiknya untuk tujuan utamanya, yaitu berdoa untuk bangsanya dan kota Yerusalem. Didalam Kitab Keluaran banyak dibahas soal aturan pembangunan kemah suci, inilah yang menjadi awal konsep dari pada ibadah Kristiani, Mesbah di mana tepat suci bagi imam untuk mempesembahkan korban bakaran, mesbah ini yang menjadi fokus dalam ibadah Bangsa Israel. Demikian pula dengan gereja modern pada saat ini, pada saat ibadah berlangsung dapat dipastikan kita duduk mengarah ke arah mimbar, dan bukan hanya sekedar bermaksud memposisikan diri ke arah mimbar, melainkan juga mengarahkan hati dan pikiran kepada Tuhan. Fokus ke Arah Mimbar Kami sekeluarga pernah mengikuti ibadah di Gereja Vineyard di Auckland New Zealand, oleh karena jemaatnya banyak yang berasal dari negara kepulauan sekitar New Zealand. Dengan gayanya yang santai, namun tetap tertib, kami bisa duduk di lantai bersama dengan anak-anak, atau di kursi. Namun sepanjang ibadah berlangsung tetap kami memfokuskan diri ke arah mimbar. Gereja modern saat ini menggunakan alat bantu dalam bentuk sound system dan multi media dalam peribadatan. Namun sayang, sering kali justru alat bantu ini malah mengganggu fokus jemaat ke arah mimbar. Manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh, ketiganya ini harus bersatu pada saat kita beribadah. Apa yang kita pergunakan untuk memahami apa yang dipresentasikan oleh alat bantu peribadatan tadi, panca indera. Suara yang dihasilkan sound system akan ditangkap telinga yang sebagai bagian dari panca indera yang digunakan untuk mendengar suara. Seringkali suara sound system yang terdengar di dalam gereja terdengar bising, bergaung dengan alasan akustik yang buruk, atau bahkan terdengar dari belakang kepala jemaat. Mengapa demikian? Salah Memposisikan Speaker Banyak orang memasang speaker dengan cara mudah saja, dengan menggunakan tiang kaki tiga ataupun bracket untuk tembok. Penempatan di mana saja yang dirasa kurang, bahkan di belakang dekat dengan jajaran kursi paling belakang. Penempatan dengan bracket pada dinding, akan mengakibatkan bagian tengah menjadi terasa kosong, dan ada suara yang dipantulkan oleh dinding. Penempatan speaker dengan menggunakan tiang kaki tiga, menimbulkan masalah lainnya, seperti suara yang banyak dipantulkan oleh plafon, sehingga kembali ke arah jemaat seperti gaung kesannya. Tempat untuk kedudukan kaki tiga juga membuat masalah, karena memakan ruang dan berbahaya jika tertarik kabel speakernya dapat roboh. Masalah lainnya dari kedua cara ini adalah, ketika jemaat yang duduk dibagian belakang merasa kurang mendengar, maka akan ada permintaan untuk menaikkan volume suara. Ke arah bagaian belakang tentu saja dirasakan cukup, tetapi di bagian depan menjadi terlalu keras dan bising. Seperti sudah kita ungkapkan di atas sebelumnya bahwa maslaah gangguan pendengaran di dalam gereja adalah gaung, bising, dan suara yang tidak fokus. Lalu harus bagaimana? Kita harus menggantungnya di tengah jajaran kursi, sehingga pas membagi jajaran kursi ke arah kiri dan kanannya. Dengan menggantung speaker dan mengarahkannya ke arah jemaat, kita sudah menjadikan jemaat sebagai bahan akustik dan ini mengurangi energi yang terbuang ke arah di mana tidak ada jemaat, seperti dinding dan plafon. Kedua bagaimana kalau gedung terlalu panjang, pasti suara speaker yang kita gantung akan kurang terdengar, satu-satunya cara adalah menambahkan speaker di area yang mulai dirasakan speaker utama yang tergantung di depan telah dirasakan agak berkurang. Pada bagian lain dari blog ini telah disingung soal gaung di dalam gedung gereja, memang dapat dikurangi oleh pengukuran dengan menggunakan komputer. Namun tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, kemudian suasana ruang ambience tetap diperlukan, mengingat salah satu bagian dari desain gereja tradisional adalah adanya gaung ruangan yang menimbulkan kesan megah, memang ini disebabkan karena pada saat desain gedung tersebut dibuat masih mengandalkan suara tanpa pengeras suara. Memang gaung dalam gedung gereja yang berlebihan tidak kita inginkan, tetapi kita juga tidak ingin merasa beribadah di dalam sebuah kotak kecil, melainkan di dalam "ruang". Oleh karena itu kita harus mengakali letak speaker agar tetap membuat jemaat fokus ke arah mimbar dan mengukur gaung yang terjadi di dalam ruangan setelah ada speaker. Mendekatkan Mimbar dan Hubungannya Dengan Peletakkan Speaker Gereja modern memang suadah tidak lagi mengandalkan bagunan yang tinggi dan megah, melainkan lebih kepada bangunan sederhana untuk fungsi ibadah. Dengan adanya alat bantu di dalam gereja modern, bertujuan untuk mendekatkan mimbar kepada jemaat, bahkan ada beberapa gereja yang membuat mimbarnya berada di tengah jemaat. Saya pada saat memasang instalasi sound system untuk gereja Katholik di Lampung sempat berbincang dengan seorang romo, lalu saya bertanya, mengapa gereja katholik yang sedang dibangun ini tidak berbentuk seperti salib, seperti pada umumnya gereja Katholik yang dibangun sebelumnya. Kemudian beliau menjawab, gereja Katholik yang baru dibangung saat ini banyak mengubah bentuk gereja dari bentuk seperti salib, menjadi bentuk segi 8 atau 6. Hal ini bertujuan untuk mendekatkan jarak altar dengan umat, sehingga romo atau pastur tidak berjarak dengan umat, melainkan dekat dengan umat, kesan inilah yang ingin ditimbulkan dengan membuat gedung berbentuk segi 8 atau segi 6. Kemudian saya berpikir, bagaimana penerapan konsep ini pada semua gereja, bahwa mimbar tidak lagi terasa “jauh” di sana. Tentu saja gereja besar yang menggunakan sound sistem yang bersuara benar dan baik, dengan mudah mengakomodasi kebutuhan ini, namun bagaimana untuk gereja kecil? Inilah letak permasalahannya, gereja kecil sudah barang tentu tidak mampu membeli peralatan yang baik kualitasnya. Dapatkah sound sistem dengan harga yang terjangkau mengakomodasi kebutuhan ini? Tentu saja dapat, selama secara teknik respon fasa dari komponen-komponennya pendapat mengatakan yang penting suara speaker "flat" secara respon suaranya. Ternyata bukan hanya frekuensi responnya saja yang harus flat, melainkan juga fasa dari komponen-komponen setiap speaker harus menyambung dan tanpa gangguan, maka baru suara speaker dapat di dengar pada area di depan speaker secara merata. Memfokuskan Suara Speaker Dapatkah suara di dalam gereja kita fokuskan? Tentu saja dapat, kita dapat memfokuskan suara speaker dengan mengukurnya berdasarkan suara apa yang datang paling lambat. Sudah barang tentu suara yang berasal dari mimbar adalah suara yang akan datang paling terakhir, suara ini dapat kita jadikan acuan untuk membuat semua suara speaker seolah-olah berasal dari mimbar. Pengukuran ini tidaklah mudah karena harus menggunakan software komputer, dan kemudian di arahkan seolah-olah berasal dari mimbar. Pengalaman saya sendiri, selama 14 tahun, 1998 – 2012, saya tidak pernah mengerti bagaimana caranya, padahal software komputer yang saya pergunakan sampai hari ini masih tetap sama, ini dikarenakan pemahaman konsep membacanya yang baru saya kuasai setelah melatih diri dan memperdalamnya lebih lagi. Salam sejahtera dalam KRISTUS... kami bermaksud untuk menggalang dana untuk pengadaan peralatan sound sistem dan bangku jemaat di gereja GPdI Sion. kondisi saat ini bangku jemaat digereja kami terbuat dari kayu dan sudah mulai lapuk karena sudah termakan usia lebih dari 10 tahun, dan yang kedua kami membutuhkan support perlatan sound sistem dan kursi untuk adalah rincian kebutuhan dana yang kami perlukan untuk pengadaan Soundsistem dan kursi ALAT MUSIKSPESIFIKASI TYPESATHARGATOTAL1Mixer AudioMackie ProFX30v21unit MackieMackie SRM-1850 1600W 18" Powered Subwoofer2unit MonitorMackie Thump TH15A 1300W 15" Powered Speaker2unit MonitorMackie Thump TH-12A 1000Watt Active Speaker4unit managementdbx DriveRack PA21unit AudioMC-50001roll MickNeutric NC3FX15pcs MickNeutric NC3MX20pcs Jemaat350unit Disclaimer Informasi yang tertulis di halaman ini adalah milik project creator dan tidak mewakili GOBlessing

proposal pengadaan sound system gereja